Alasan Myanmar Begitu Membenci Warga Rohingya

Info KBOI - Warga Rohingnya yang menjadi etnis minoritas di Myanmar kini mengalami krisis besar karena diduga telah mengalami kekerasan oleh pemerintah yang secara de facto dengan pemimpin Aung San Suu Kyi.

SITUS RESMI JUDI ONLINE, AGEN POKER TERPERCAYA, AGEN DOMINO TERPERCAYA, POKER ONLINE UANG ASLI, DOMINO ONLINE UANG ASLI

Situs Resmi Judi Online

Negara Indonesia juga ikut mengambil bagian untuk dapat membebaskan warga Rohingnya yang kini mengalami pelanggaran HAM yang dilakukan pemerintahan Myanmar.

AGEN POKER, AGEN DOMINO, POKER ONLINE, DOMINO ONLINE, POKER ONLINE UANG ASLI

Menurt melda Kamil Ariadno yang merupakan pengamat hukum internasional, Indonesia telah mengambil langkah yang bagus dengan ikut menekan pemerintahan Myanmar. Sebab, pemerintahan Myanmar dinilai telah melanggar hak asasi manusia (HAM) terhadap warga Rohingnya.

Agen Poker Terpercaya

Menurut Melda, Pemimpin Myanmar perlu diberi tekanan internasional karena tekanan yang dilakukan oleh negara negara ASEAN dinilai kurang maksimaal akibat terbentur prinsip non-intervensi ASEAN.

"Negara-negara internasional harus ikut menekan pemerintahan Myanmar" terang Melda saat di temui di Jakarta Kamis (8/12/2016).

Agen Domino Terpercaya

Apa penyebab Myanmar begitu membenci warga Rohingya ?
Melda menilai, hanya karena perbedaan agama yang dikhawatirkan oleh pemerintahan Myanmar dengan masyarakat mereka yang mayoritas beragama Buddha dengan warga Rohingnya yang beragama muslim.

Poker Online Uang Asli

"Myanmar mayoritas Buddha, sementara Rohingya adalah warga muslim, sehingga timbul rasa cemas dari pemerintah. Dikhawatirkan ini dapat menjadi ancaman karena adanya perbedaan agama," jelas Melda.

Poker Indonesia, Poker Online, Poker Terpercaya, Agen Dewa Poker, Poker Online Uang Asli

Menurut Melda, seharusnya pemerintahan Myanmar tidak perlu merasa takut atau khawair dengan keberadaan warga Rohingnya, sebab jumlah mereka sangatlah kecil.

Domino Online Uang Asli

"Kita juga belum perna mendengar warga Rohingnya mengikuti pergerakan politik. Yang ada hanya perasaan curiga dari pemerintahan Myanmar. Karena mereka beragama lain. Apalagi ekstrimis direkatkan pada ekstrimis," sambung Melda.

Share this

Related Posts