Surat Rindu Pro Ahok Dari Warga NTT

Situs Agen Judi Terpercaya - Kasus hukum yang menjerat Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menyita perhatian seluruh masyarakat Indonesia bahkan dunia. Di Kupang, Nusa Tenggara Timur, masyarakat menggelar aksi seribu lilin dan doa bersama selama lima hari sebagai wujud dukungan terhadap Ahok.


Di NTT, sosok Ahok kini dikagumi semua kalangan dari anak-anak hingga orang tua. Sosok Ahok pun dianggap sebagai guru bangsa oleh seorang pemuda Kupang, Rudy Tokan.

Ahok saat ini tengah ditahan di Mako Brimob Kelapa Dua Depok setelah divonis atas kasus penistaan agama.

Sebagai bentuk kekagumannya terhadap Ahok, Rudi menulis sebuah surat sebagai ungkapan kekagumannya terhadap mantan Bupati Belitung Timur itu.

Berikut isi surat Rudy untuk Ahok.

Surat Rindu Pro Ahok

Kutulis surat rindu ini, dari lubuk hatiku paling dasar untuk seseorang yang kuanggap sebagai guru bangsa. Sekalipun raganya dipenjara, namun semangat rela berkorbannya menelisik masuk ke relung-relung kalbu, terpendar bagai bunga api yang menjalar, menerangi negeri Nusantara yang gelap gulita malam ini.

Aku sudah berusaha diam, namun rasanya akar-akar rambut yang tumbuh di kepalaku tercerabut, merah darahku seperti memudar, bahkan aku selalu merasa bersalah jika diam, karena diam sama saja dengan kematian. Aku sendiri tak percaya, kalau jerit tulisan ini bakal mengubah keadaan. Namun dengan ini, setidaknya bisa membebaskan diriku dari rasa bersalah jika tak melakukan apapun.

Begitu sesak mengendapkan berjuta-juta kata dalam rasa yang bergelayut di ubun-ubun kepalaku. Sekiranya bisa meluap seperti sungai yang mengalirkan banjir badang, biarlah bergemuruh hingga menerjang lautan manusia yang sedang berorasi dengan bibir kemunafikan. 
Ah Tuhan, rupanya imajinasiku telah melampaui batas kuasamu. Aku telah Kau ajarkan berpasrah pada kehendak ilahiMu. Tetapi kenapa Kau diam Yahwe? Jika dia orang baik, mengapa Kau biarkan dia terpenjara hingga muara kesedihanpun tak mampu menampung air mata bangsaku ini? Adakah yang salah dengan negeri ini?

Berabad-abad lamanya bangsa ini diberi cobaan, sampai pada ambang batas kemanusiaan. Dijajah, dijarah, diperkosa, dirampok, layaknya bangsa haram yang dikutuk olehMu.

Apakah demikian Elohim? Saya yakin tidak demikian. Tetapi mengapa saat bangsa ini mulai berdiri dan berlari mengejar ketertinggalan, orang jujur nan baik hati seperti Ahok yang sedang mengurus bangsa ini agar lebih baik tega dipenjarakan? Aku tak habis pikir, tetapi mungkin inilah rencana besarmu buat bangsa ini.

Jika boleh bermohon padaMu, selimutkan guruku malam ini dengan hangat kasihmu agar dia bisa lelap di ruang penindasan. Istri dan anak-anaknya juga pasti gelisah, berharap suami dan ayah mereka baik-baik saja di sana? Maka kuatkan mereka Yahwe, sambil kami berharap kembalikan dia pada peluk mesrah istri dan anak-anaknya.

Teruntuk Ahok yang aku kagumi! aku percaya setiap ucapanmu adalah doa yang sungguh-sungguh lahir dari pikiranmu. Kau pernah berkata, untuk menegakkan kebenaran dan rasa adil bagi rakyat, matipun aku rela. Setiap keputusanmu sering melawan arus. Tindakanmu ini bagi saya sangat heroik, ksatria dan mempesona.

Dalam beberapa episode kebijakanmu menata Jakarta, Kau seperti ikan Salmon. Berenang melawan arus di dasar samudera namun tetap menuai pujian, karena kehendak rakyat kau bikin nyata di pelupuk mata setiap anak-anak Jakarta yang berubah. Kami terus menantikan episode selanjutnya, dari drama panjang penghianatan keji atas dirimu dimana kau diberi peran sebagai tokoh utama. Jangan kau mati Hok, sebab dunia sedang menantimu.

Dataran Tinggi Kolhua
22 Mei 2017

===================================================================

TOP RATING BANDAR BOLA DAN SITUS POKER ONLINE INDONESIA TER-UPDATE, TERBAIK DAN TERPERCAYA 2016/2017




====================================================================

Ini Alasan Para Pemain Tidak Bisa Berhenti Judi

Situs Agen Judi Terpercaya - Tak ada yang suka kalah – bahkan mereka yang kecanduan judi. Tapi tetap saja mereka terus bertaruh. Jika bandar selalu menang, kenapa tidak sekalian menaruh uang? Orang-orang yang kecanduan judi mengatakan bahwa, meski kekalahan mereka bertumpuk, ada rasa yang membawa mereka kembali ke meja kartu atau mesin slot.


“Saya mau berjudi setiap waktu,” kata seorang mantan penjudi yang pulih pada Scientific American pada 2013. “Saya menyukainya — saya suka rasa yang saya dapatkan.”

Dan baru-baru ini, seorang eksekutif Wall Street mengakui bahwa dia menipu keluarganya, teman dan orang lain sampai US$100 juta atau sekitar Rp1,3 triliun lebih untuk membiayai hobinya itu.

“Itu hanya satu cara agar saya bisa dapat uang untuk memenuhi kecanduan berjudi saya,” katanya pada pengadilan.

Tapi jika seseorang kehilangan uang – mungkin malah kehilangan pekerjaan atau rumah sebagai dampak berjudi – bagaimana bisa rasa kepuasan itu melebihi pengorbanan mereka?

Hal pertama yang harus diingat adalah, orang berjudi bukan hanya karena prospek menang. 
Mark Griffiths, seorang psikolog di Nottingham Trent University yang spesialisasinya adalah perilaku kecanduan mengatakan bahwa penjudi punya banyak motivasi atas kebiasaan mereka itu.

Dalam survey terhadap 5.500 penjudi, prospek untuk “memenangkan uang banyak” adalah faktor terkuat. Tapi kemudian diikuti dengan “karena ini menyenangkan” dan “karena ini seru”.

“Bahkan ketika Anda kalah berjudi, tubuh Anda masih menghasilkan adrenalin dan endorfin,” katanya.

“Orang membeli hiburan.”

Temuan ini didukung oleh penelitian 2009 oleh peneliti dari University of Stanford di California, yang menemukan bahwa sekitar 92% orang sudah “kehilangan batasan” dasar yang tak bisa mereka lepaskan.

Meski begitu, fakta bahwa mereka kehilangan uang setelah mengunjungi kasino, contohnya, tak mempengaruhi kenikmatan mereka pada pengalaman tersebut.

“Orang tampaknya cukup puas dengan kemenangan kecil, dan mereka akan memberi toleransi pada kerugian kecil,” kata salah satu penulis penelitian, Sridhar Narayanan, pada waktu itu.
“Mereka sadar bahwa dalam jangka panjang, mereka akan kalah daripada menang.”

Dan untuk sementara, kalah bisa mendorong respons positif terhadap kemenangan. Hal ini disebabkan oleh ekspektasi penjudi terhadap kemenangan berubah saat mereka kalah terus-menerus.

Robb Rutledge, seorang ilmuwan ahli saraf di University College, London, dan koleganya melakukan eksperimen terhadap 26 subjek yang otaknya dipindai saat mereka melakukan serangkaian pilihan, masing-masing pilihan bisa menunjukkan hasil pasti dan tak pasti – sebuah perjudian.

Peserta juga diminta untuk menilai skala kebahagiaan mereka setelah setiap mereka mendapat giliran atau setelah tiga kali dapat giliran menebak. Dan sebuah eksperimen serupa – tanpa pemindaian otak – dilakukan pada lebih dari 18.000 peserta di sebuah aplikasi smartphone, The Great Brain Experiment.

Berbagai temuan menarik, tim menemukan bahwa ketika peserta memiliki harapan lebih kecil bahwa mereka akan menang, respons mereka terhadap mendapatkan balasan yang setimpal menjadi naik.

Ini kemudian dibuktikan baik oleh laporan subjek bahwa mereka merasa bahagia dan data dari pemindaian fMRI. Pemindaian ini menunjukkan aktivitas peningkatan di area otak yang terhubung dengan saraf dopamin.

Dopamin, sebuah pemancar saraf yang kompleks, dalam hal ini bisa terhubung dengan perubahan dalam kondisi emosional.

“Jika orang kalah banyak, itu akan menurunkan harapan mereka, dan ini akan meningkatkan kegembiraan mereka ketika mereka menang,” kata Rutledge.

Rasa ini saja sudah cukup menggoda.

“Jika beberapa hal buruk terjadi berturutan pada Anda maka ekspektasi Anda turun – tapi kemudian Anda mendapat sesuatu hasil yang baik, dan Anda mungkin akan lebih bahagia,” katanya.

“Walaupun di poin ini, Anda seharusnya sudah pergi.”

Tapi apakah alat-alat seperti mesin judi bisa aktif melakukan manipulasi? Griffiths menulis tentang tanda atau petunjuk yang diberikan oleh mesin permainan elektronik pada pemain.

Tak banyak yang diketahui tentang desain mesin tersebut pada perilaku pemain, tapi, 
contohnya, banyak mesin dan kasino menggunakan warna merah atau yang serupa – yang dianggap lebih merangsang.

Lalu ada juga bunyi dan suara. Griffiths memikirkan kemungkinan bahwa ejekan dari sebuah mesin yang meranmpilkan karakter antagonis di The Simpsons mempengaruhi pemain.

Misalnya, ketika pemain kalah, karakter Mr Smithers mengatakan, “Anda dipecat!”

“Sejalan dengan hipotesis yang mendukung teori frustrasi dan penyesalan kognitif, sehingga ini bisa membuat alat permainan judi lebih menggoda,” tulis Griffiths dalam satu makalah.

Salah satu faktor kunci bagaimana mencandunya judi adalah seberapa sering seorang pemain bisa bertaruh.

Karena ketersediaan kesempatan untuk berjudi berhubungan dengan tingkat masalah kecanduan judi di suatu masyarakat, maka Griffiths mengatakan bahwa jumlah imbalan yang bisa diberikan – dan bukan imbalan sebenarnya atau malah jenis judinya – yang memunculkan penjudi patologis.

Permainan dan mesin kadang dirancang untuk terus membuat pemain berminat dengan menawarkan hadiah pengganti, seperti kredit tambahan atau – setelah kalah – kemungkinan menang lebih besar daripada biasanya dalam kesempatan berikutnya.

“Jika Anda memberi imbalan-imbalan kecil yang tak melulu uang, maka orang akan tetap merespons,” kata Griffiths.

Dan yang menarik, ada contoh kasus di mana penjudi mengembangkan “skill-bayangan” sebagai sebuah pembenaran untuk mendapatkan kemungkinan imbalan tersebut.

Griffiths mencontohkan mesin permainan di Inggris yang dirancang dengan logika adaptif bahwa alat tersebut akan memberikan lebih banyak daripada yang diberikan oleh konsumen dalam periode-periode tertentu, dan sesudahnya alat akan kembali ke sistem biasa.

Artinya beberapa pemain akan berusaha mencari (atau men-“skim”) mesin yang belum memberikan jackpot, dengan harapan mereka ada di mesin itu saat mesin memberi jackpot.

Semua temuan penelitian ini menyimpulkan bahwa judi tak selalu soal menang, melainkan justru proses bertaruhnya itu – dan faktor-faktor lain di sekitarnya yang membuatnya menyenangkan.

Meski kecanduan berjudi tak bisa dijelaskan dengan sederhana – kadang ada banyak alasan yang memunculkan kecanduan pada seseorang – tapi tentu menarik untuk melihat bagaimana keseruan itu terkait pada struktur dan gaya permainan yang dimainkan.

Dan bahkan ketika judi bukanlah obsesi yang bermasalah, tetap saja permainan itu menghibur bagi mereka yang pulang dengan kantong kosong.

Maka, bertaruh pada warna merah atau hitam? Tapi sepertinya itu tak jadi soal.
===================================================================

TOP RATING BANDAR BOLA DAN SITUS POKER ONLINE INDONESIA TER-UPDATE, TERBAIK DAN TERPERCAYA 2016/2017




====================================================================

Saksi Ahli : Seharusnya Ahok Tidak Didakwa dengan Pasal Ini


SpecialisMovie | Nonton Film Movie Online Baru Bersubtitle Indonesia - Calon Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menjalani persidangan ke-16 terkait kasus dugaan penistaan agama. Pada sidang tersebut, Ahok menghadirkan saksi Ahli hukum pidana I Gusti Ketut Ariawan Rabu (29/03/2017).

Situs Resmi Judi Online


Pada sidang yang berlangsung di Auditorium Kementerian Pertanian, Jakarta Selatan itu, Gusti Ketut mengatakan pasal yang didakwakan terhadap Ahok terlalu prematur. Menurutnya, Ahok seharusnya dihukum berdasarkan Pasal 2 Penetapan Presiden Republik Indonesia Nomor 1/PNPS Tahun 1965 tentang Pencegahan Penyalahgunaan dan/atau Penodaan Agama.

AGEN POKER, AGEN DOMINO, POKER ONLINE, DOMINO ONLINE, POKER ONLINE UANG ASLI

Didalam pasal tersebut dituliskan, barang siapa melanggar ketentuan tersebut dalam Pasal 1 (penistaan agama atau penodaan agama) diberi perintah dan peringatan keras untuk menghentikan perbuatannya itu di dalam suatu keputusan bersama Menteri Agama, Menteri/Jaksa Agung dan Menteri Dalam Negeri. Dengan begitu, kasus Ahok seharusnya diselesaikan secara preventif, bukan represif.

Agen Poker Terpercaya


"Seharusnya Pak Ahok dikena pasal 2 no 1 PNPS Tahun 1965. Kenapa, karena judul daripada undang-undang itu adalah pencegahan, bukan represif", ucap Gusti.

Gusti menganggap, PNPS 1965 merupakan akar terciptanya Pasal 156 dan 156a dalam kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP). Namun Pasal 156 bukan terkait penodaan agama. "Pasal 156 KUHP jelas-jelas kasus penodaan hanya ditujukan bagi golongan dan bukan soal agama," tutur dia.

AGEN DOMINO TERPERCAYA


Isi dari Pasal 156 KUHP adalah Barang siapa di muka umum menyatakan perasaan permusuhan, kebencian atau penghinaan terhadap suatu atau beberapa golongan rakyat Indonesia, diancam dengan pidana penjara paling lama empat tahun atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah".

Poker Online Uang Asli


Gusti menambahkan, peraturan tersebut pernah diujimaterikan di Mahkamah Konstitusi pada 2009 dan 2012. Namun, saat itu MK tidak mengabulkannya. Karena itu, penindakan seharusnya sesuai dengan PNPS 1966, yakni secara preventif atau pencegahan. "Ini kan saya jelaskan bahwa seharusnya yang diberlakukan itu seyogyanya PNPS 1965. Tapi ini kan dianggap tindak pidana yang tercantum dalam KUHP. Jadi saya tidak sependapat seperti itu," terang dia.